Musa
sadar bahwa tidak mustahil orang-orang Mesir masih akan mencarinya. Maka Ia
menempuh perjalanan ke Mesir dengan jalan memutar. Tidak melalui jalan biasa.
Istrinya turut menemani perjalanan Musa.
Pada
suatu malam Musa dan istrinya tersesat. Tak tahu arah mana yang harus di tempuh
untuk meneruskan perjalanan ke Mesir. Di saat itulah ia melihat api yang terang
benderang di atas sebuah bukit....
Berkata
Musa kepada istrinya : “Tunggulah disini, aku akan mengambil api itu untuk
menerangi perjalanan kita.”
istrinya
menurut. Musa menghampiri api itu. Setelah ia dekat dengan api itu mendengar
seruan : “Hai Musa! Aku iniah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu.
Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih
kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku.”
Inilah
wahyu pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa. Ia telah diangkat sebagai
Nabi dan Rasul. Selanjutnya ia dibekali pula mu'jizat sebagai bekal untuk
menghadapi Fir'aun.
Nabi
Musa diperintahkan Tuhan supaya meletakkan tongkat yang dipegangnya ke tanah.
Tongkat pemberian mertuanya itu mendadak berubah menjadi seekor ular yang
besar. Musa ketakutan dan berlari
menjauh.
Allah
berfirman : “Jangan takut, peganglah ular itu. Kami akan mengembalikan seperti
keadaannya semula.”
Maka
ketika ular itu ditangkap mendadak berubah lagi menjadi sebatang tongkat.
Mu'jizat kedua, Allah memerintahkan Nabi Musa mengepitkan tangannya ke ketiak,
setelah perintah itu dilaksanakan tangannya menjadi putih cemerlang.
Allah
kemudian memerintahkan Musa berangkat ke Mesir untuk berdakwah kepada Fir'aun.
Musa merasa takut karena dulu pernah membunuh orang Mesir, tapi Allah
menjanjikan perlindungan untuknya makan hati Musa menjadi tentram. Ia juga
minta saudaranya Harun agar dipertemukan dengannya untuk bersama-sama menghadap
Fir'aun, sebab Harun lebih fasih berbicara dan berdebat.
Permintaan
Musa dikabulkan. Harun yang masih berada di Mesir digerakkan hatinya sehingga
berjalan menemui Musa. Bersama-sama kemudian mereka menghadap Fir'aun.
Bertemu
dengan seorang raja yang mengaku dirinya Tuhan bukanlah hal yang mudah. Mereka
harus melalui liku-liku birokrasi dan protokoler yang rumit. Namun akhirnya
mereka dapat bertemu juga.
Fir'aun
didampingi beberapa penasihat dan para pejabat pemerintah lainnya.
"Siapakahkamu
berdua ini?" tanya Fir'aun.
Musa
menjawab : "Kami Musa dan Harun adalah pesuruh Allah. Kami diutus kepadamu
agar kau membebaskan bangsa Israil dari perbudakan dan penindasanmu dan
menyerahkannya kepada kami agar mereka menyembah kepada Allah dengan leluasa
dan menghindari siksaanmu."
Fir'aun
tertawa sinis dan mengejek Musa dengan mengatakan bahwa Musa tidak tahu diri.
Dulu ia diasuh dan dibesarkan di istana Mesir kini malah berbalik menentang
Fir'aun. Musa dianggap orang yang tak tahu balas budi.
Musa
menjawab bahwa semua itu dikarenakan ulah Fir'aun sendiri. Seandainya Fir’aun
tidak memerintahkan membunuh bayi laki-laki, tidak mungkin dia dihanyutkan di
sungai Nil dan akhirnya ditemukan dan diambil sebagai anak angkat oleh istri
Fir’aun. Jadi, Musa merasa tidak berhutang budi hanya Fir’aun sendiri yang
menyebabkan semua itu terjadi.
Berkata
Musa : “Adapun mengenai pembunuhan yang dulu kulakukan adalah akibat gidaan
setan, namun peristiwa itu akhirnya menjadi rahmat terselubung bagiku. Sebab
dalam pengembaraanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, aku dikaruniai
hikmah dan ilmu oleh Allah dan aku diutus sebagai Rasul, maka datanglah aku
kepadamu untuk mengajak engkau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan
kezaliman serta penindasanmu terhadap kaum bangsa lsrail.
"Siapakah
Tuhan yang kau sebut-sebut itu, Musa,, tanya Fir,aun.
"Adakah
Tuhan lain di atas bumi ini selain aku yang patut disembah dan dipuja?"
"Ya,
ada, yaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seluruh alam
semesta,"jawab Musa.
Demikianlah
terladi perdebatan antara Musa dan Fir'aun. Fir'aun sama sekali tak dapat
menolak hujah dan alasan Musa yang diwakili Harun. Fir'aun akhirnya mengancam
Musa dan Harun dengan berkata : "Hai Musa, jika engkau mengakui Tuhan
selain aku maka pasti engkau kumasukkan ke dalam penjara !"
Berkata
Musa : "Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku dapat membuktikan
dan memberikan tanda-tanda kebenaran dakwahku ?"
Fir'aun
menantang dan berkata : "Datangkanlah tanda-tanda yang dapat membuktikan
kebenaran kata-katamu jika memang kau benar-benar tidak berdusta."
Tags
: cerita kisah
islami, kisah islam, sejarah nabi
muhammad, cerita cerita
nyata, cerita islam, kisah islami, kisah cerita
islam, cerita islami, kisah
mengharukan cinta, teladan islam, kisah nyata
islami, kisah
inspiratif islami, kisah
inspirasi islami, kisah teladan
islam, kisah hikmah
islami, cerita nabi, kisah kisah
islami, kisah anak
islami, cerita cerita
nabi, cerita kisah
nabi, cerita
sejarah nabi, teladan islam, kisah teladan, kisah islam, kata kata
mutiara, kata mutiara
mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar