Kebengisan
Fir'aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut Nabi Musa disiksa diluar batas agar
menjadi kafir dan mengikuti perintah Fir'aun.
Nabi
Musa kemudian berdo'a agar Allah menimpakan adzab kepada Fir'aun dan para
pengikutnya. Do'anya dikabulkan. Mesir dilanda kemarau panjang sehingga banyak
panen yang gagal. Tanaman dan pepohonan banyak yang mati. Disusul badai topan
yang merobohkan rumah-rumah mereka, jutaan belalang didatangkan menyerbu hewan
dan perkebunan, juga kutu dan katak. Terakhir semua air di negeri Mesir
mendadak berubah menjadi darah. Wabah penyakit melanda dimana-mana, setiap anak
laki-laki bangsa Mesir mendadak mati tidak terkecuali anak-anak Fir’aun sendiri
termasuk putra mahkotanya....
Dalam
keadaan demikian mereka mendatangi Nabi Musa agar berdo’a kepada Tuhan untuk
mencabut adzan itu. Nabi Musa mulai berdo’a setelah Fir’aun berjanji akan
membiarkan kaum Bani Israil pergi dari Mesir bersama Musa.
Namun
setelah azab itu berhenti dan keadaan menjadi normal Fir,aun mengingkari
janjinya. Kaum Bani Israil yang menjadi buruh, budak dan sebagainya tetap
diperintahkan bekerja di Mesir dan para pengikut Nabi Musa masih banyak yang
disiksanya.
Dalam
keadaan demikian datanglah sebuah wahyu dari Allah agar Musa mengajak kaumnya
pergi meningggalkan Mesir.
Mereka
berangkat secara diam-diam dimalam hari. Takut ketahuan Fir'aun. Namun akhirnya
Fir'aun mengetahuinya juga. Ia dan bala tentaranya segera menyusul rombongan
Nabi Musa.
Syahdan,
rombongan Musa telah sampai di tepi Laut Merah. Mereka tak dapat melanjutkan
perjalanan karena terhalang laut. Para pengikut Nabi Musa panik karena Fir’aun
dari kejauhan sudak tampak bersama bala tentaranya yang akan membunuh mereka.
"Jangan
takut Tuhan bersama kita," kata Nabi Musa sambil memukulkan tongkatnya ke
laut. Seketika laut itu terbelah.
Para
pengikut Nabi Musa segera berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah itu.
Setelah
mereka sampai di daratan seberang, Fir’aun tiba dan menyusul mereka melalui
jalan di laut yang terbelah.
Namun
ketika Fir’aun dan para pengikutnya sampai dipertengahan mendadak laut yang
terbelah itu mengatup kembali. Tenggelamlah Fir’aun dan para pengikutnya. Semua
binasa tanpa tersisa.
Sesudah
selamat dari kejaran Fir’aun, Musa dan pengikutnya meneruskan perjalanan.
Diwaktu mereka kehausan dan tidak mendapat air, Nabi Musa memukulkan tongkat ke
batu, maka dari batu itu memancarkanlah air yang dapat mereka minum.
Sewaktu
mereka berada di semenanjung Sinai mereka kepanasan, matahari seperti
memanggang bumi. Tak ada tempat berteduh karena tak satupun pohon terlihat oleh
mereka. Di saat seperti inilah Allah memberikan nikmatnya berupa awan yang
melindungi perjalanan mereka.
Dan
ketika kehabisan bekal, mereka minta kepada Nabi Musa agar Allah menurunkan
makanan buat mereka. Allah kemudian memberi mereka makanan berupa Manna Salwa.
Manna
rasanya manis seperti madu. Sedang Salwa adalah burung puyuh yang datang
berbondong-bondong silih berganti. Mendapat makanan yang baik itu mereka
bukannya bersyukur malah mau minta makanan dari jenis yang lainnya lagi.
Tags : cerita kisah
islami, kisah islam, sejarah nabi
muhammad, cerita cerita
nyata, cerita islam, kisah islami, kisah cerita
islam, cerita islami, kisah
mengharukan cinta, teladan islam, kisah nyata
islami, kisah
inspiratif islami, kisah
inspirasi islami, kisah teladan
islam, kisah hikmah
islami, cerita nabi, kisah kisah
islami, kisah anak
islami, cerita cerita
nabi, cerita kisah
nabi, cerita
sejarah nabi, teladan islam, kisah teladan, kisah islam, kata kata
mutiara, kata mutiara
mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar