Ketika mereka tiba di rumah dan membuka karung gandum. Ternyata emas-emas yang mereka tukarkan berada di
dalam karung bersama gandum. Mereka heran
dan segera melaporkan kepada Nabi Ya'qub :
"Sungguh aneh ?"
gumam Nabi Ya'qub....
Ketika mereka mengatakan keinginan Menteri Ekonomi
agar mereka mau membawa Bunyamin ke
Mesir, Nabi Ya'qub langsung menolak. la
kuatir Bunyamin akan mengalami nasib serupa Yusuf dahulu.
"Jika kami tidak boleh membawa Bunyamin maka
kami tidak boleh memasuki Negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan
lagi " kata
mereka.
Nabi Ya'qub
tetap tidak memperbolehkan Bunyamin dibawa pergi. Trauma atas kehilangan Yusuf masih menghantui dirinya.
Namun ketika persediaan bahan makanan semakin menipis, maka tak bisa tidak mereka harus pergi ke Mesir lagi.
"Bersumpahlah
atas nama Tuhan," kata Nabi Ya'qub. "Bahwa kalian harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi sesuatu kalian harus membelanya sampai
titik darah terakhir."
Mereka serentak menyatakan kesediaannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi Allah akan membela dan
membawa Bunyamin kembali.
Demikianlah, untuk kali yang kedua mereka pergi ke
Mesir.
Yusuf sebenarnya tak kuat menahah diri begitu melihat
saudara-saudaranya datang membawa
Bunyamin. la ingin segera memeluk Bunyamin erat-erat karena sudah lama tidak
bertemu dengan adik kandungnya itu. Namun untuk
sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu bahwa ia adalah Yusuf yang
pernah mereka masukkan ke dalam sumur.
la mencari cara agar Bunyamin dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf
kemudian meletakkan piala raja
yang terbuat dari emas di karung.
Bunyamin.
Untuk
sementara Yusuf membiarkan saudara-saudaranyaa berjalan ke
luar kota. Namun tidak lama kemudian ia memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan saudara-saudaranya itu.
Mereka terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya
berhenti.
"Raja kami kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya. Siapa yang menemukan piala itu akan
diberi hadiah gandum satu tunggangan
onta."
"Kami
datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan." kata saudara-saudara Yusuf. "Dan kami bukanlah
termasuk orang-orang yang
mencuri."
Para prajurit berkata "Apakah hukuman bagi orang yang melakukan pencurian itu?."
"Hukumannya adalah menjadi budak. Itulah tebusan dari perbuatannya. "jawab saudara-saudara Yusuf.
Prajurit
itu kemudian menggeledah tiap karung dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka menemukannya di dalam karung Bunyamin.
Tanpa kompromi lagi, Bunyamin dibawa menghadap Menteri Perekonomian yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain diperbolehkan pulang. Yahuza tak ikut pulang,
ia merasa malu kepada ayahnya karena
telah berjanji melindungi Bunyamin dari segala marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bisa ia bawa pulang.
Yahuza bersumpah tidak akan pulang sebelum membawa Bunyamin atau ayahnya sendiri, memanggilnya pulang.
Sementara itu Bunyamin gemetar saat
dihadapkan kepada Menteri Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan pejabat tinggi di istana kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tapi hal itu tak berlangsung
lama karena Yusuf segera memeluknya dann
mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri ekonomi itu.
Pertemuan kakak beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin menangis terisak-isak.
la segera menceritakan nasib ayahnya di Palestina. Betapa menderitanya sang ayah sejak
ditinggal Yusuf setiap hari ayahnya menangis
sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat iagi.
Tags : cerita kisah islami, kisah islam, sejarah nabi muhammad, cerita cerita nyata, cerita islam, kisah islami, kisah cerita islam, cerita islami, kisah mengharukan cinta, teladan islam, kisah nyata islami, kisah inspiratif islami, kisah inspirasi islami, kisah teladan islam, kisah hikmah islami, cerita nabi, kisah kisah islami, kisah anak islami, cerita cerita nabi, cerita kisah nabi, cerita sejarah nabi, teladan islam, kisah teladan, kisah islam, kata kata mutiara, kata mutiara mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar