Laman

Cerita Sejarah Nabi Yusuf As | Impian Itu Menjadi Kenyataan




Begitu mengetahui sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa Bunyamin, Nabi Ya' qub terpukul jiwanya. la benar-benar sedih. Sudah kehilangan Yusuf kini Bunyamin dijadikan budak oleh penguasa Negeri Mesir.

Dari hari ke hari tampak nian kesedihan Nabi Ya'qub. Kini ia lebih suka menyendiri di mihrabnya (tempat ibadah). Hanya Tuhan tempatnya mengadu dan berkeluh kesah...


Pada suatu hari ia mendapat ilham bahwa Yusuf itu masih hidup dan tak lama lagi ia akan berjumpa dengan anak yang sangat dicintainya itu.

Nabi Ya'qub kemudian memerintahkan anak-anaknya mengembara ke Mesir: "Carilah kabar tentang Yusuf di Mesir dan berusahalah membebaskan Bunyamin agar dapat pulang."

Karena tak sampai hati melihat penderitaan ayahnya, anak-anak Nabi Yaq’ub itu akhirnya pergi ke Mesir lagi. Mereka langsung menghadap Menteri Ekonomi. Di samping hendak minta bantuan bahan makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan Bunyamin.

"Ayah kami sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf. Terlebih setelah Bunyamin juga tak dapat kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas kasih Paduka agar mau membebaskan Bunyamin sehingga dapat mengurangi penderitaan ayah kami."

Akhirnya Yusuf tak sampai hati mendengar penuturan saudara­-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil tersenyum ia berkata : "Masih ingatkah kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian lemparkan ke dalam sumur, tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya seorang diri seperti barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap tangisnya dan, kalian terus saja pulang tanpa merasa bersalah."

Mendengar ucapan sang Menteri mereka terkejut. Bagaimana Menteri itu bisa mengetahui perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan.. Mereka saling pandang. Perlahan-lahan mereka mengamati wajah sang Menteri. Senyumnya, wajahnya, bentuk tubuhnya dari atas hingga bawah. Dan akhirnya hampir berbareng mereka berucap : "Engkau Yusuf!"

"Benarlah!" jawab Yusuf. "Akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin. Allah dengan Rahmat-Nya telah mengakhiri penderitaanku dari ujian berat yang telah kualami. Dan dengan Rahmat-Nya pula kami dikaruniai rezeki berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa clan bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjaran-Nya."

Saudara-saudara Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu? Terbayang kembali perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Mereka kuatir bila Yusuf membalas dendam.

Tapi ternyata Yusuf bukanlah orang yang pendendam. Mereka dimaafkan. Yusuf kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada saudara-saudaranya.
"Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah, Insya Allah. beliau dapat melihat kembali. Kemudian ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya. Aku sudah tak sabar untuk bertemu.

Demikianlah, setelah mereka datang di Palestina Baju Gamis Yusuf segera diusapkan di kedua belah mata ayahnya : Atas kehendak Allah Nabi Ya'qub yang buta bisa melihat kembali. Nabi Yaq’ub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi permintaan Yusuf.

Kini lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul dengan seluruh keluarganya. Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tiri)nya ke singgasananya. Apa yang pernah diimpikannya dulu sekarang menjadi nyata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar