Laman

Cerita Sejarah Nabi Harun As | Penyembah Patung Anak Sapi




Ketika Nabi Musa turun dari bukit Thursina ia terkejut. Kaumnya telah tersesat. Mereka berpesta pora, dan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas.

Nabi Musa menegur saudaranya yaitu Harun yang telah dititipi agar menjaga ummatnya. Nabi Harun berkata bahwa ia sudah memperingatkan mereka, namun mereka tak menganggapnya sebelah mats. Nabi Harun dianggap prang yang lemah...


Setelah diselidiki ternyata Samirilah orang yang mengajak orang-orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa marah sekali. Samiri diusir, tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Sebab Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badannya akan menjadi demam-panas itulah siksa di dunia, adapun nanti di akhirat ia akan dimasukkan ke dalam neraka.

Kemudian Nabi Musa memerintahkan kaumnya yang telah tersesat menyembah patung anak sapi supaya bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat.

Tujuh puluh prang diantara kaumnya diajak ke bukit Thursina. Mereka adalah orang-orang terbaik. Di ajak Nabi Musa untuk memohonkan ampun buat kaumnya yang berdosa.

Setibanya di atas bukit, datanglah awan tebal yang meliputi seluruh bukit. Nabi Musa dan kaumnya masuk ke dalam awan itu dan mereka segera bersujud. Selagi bersujud itu mereka mendengar percakapan Nabi Musa dengan Tuhannya. Pada saat itu timbullah. keinginan di benak mereka untuk melihat Allah.

Setelah, Nabi Musa selesai bercakap-cakap dengan Allah, mereka berkata kepada Nabi Musa "Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang."

Sebagai jawaban kontan atas kelancangan mereka itu Allah mengirim halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus.

Nabi Musa sedih melihat nasib kelompok tujuh puluh itu. Mereka adalah orang-orang terbaik yangg dikumpulkan dari kaumnya. la memohon kepada Allah agar mereka diampuni dosanya dan dihidupkan lagi.

Allah mengabulkan do'anya. Tujuh puluh orang yang sudah, mati itu dihidupkan lagi. 

Nabi Musa kemudian menyuruh orang­orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab Taurat sebagai pedoman hidup. Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar