Nabi Hud
adalah seorang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, penyantun, sabar
namun cerdas dan tegas. Beliau adalah keturunan Sam bin Nuh (cucu Nabi Nuh).
Beliau diutus ke tengah-tengah kaumnya untuk menegakkan kembali pada ajaran
yang benar. Mengembalikan ummat yang sesat dan bergelimang dosa menuju jalan
yang terang benderang di bawah ampunan Allah....
“Wahai kaumku,
kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu berhala yang
kalian sembah tidak bisa berbuat
apa-apa. Tidak mampu memberikan kebaikan maupun kemelaratan. Hanya Allah yang
pantas kita sembah. Dialah yang memberi rezeki berlimpah ruah sehingga kalian
dapat hidup makmur di muka bumi ini. Allah yang menghidupkan dan mematikan
kita. Ingatlah, Allah akan menghidupkan kita kembali di akhirat guna
mempertanggungjawabkan perbuatan kita di muka bumi. Siapa yang beramal baik
akan mendapat pahala surga yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya siapa yang
berbuat jahat dan kemaksiatan akan menerima siksa dan penghinaan.”
Ajakan Nabi
Hud ini malah dilecehkan kaumnya. Mereka berkata : “Mana bisa orang yang mati
akan dihidupkan kembali. Itu hanya omong kosong dan bualanmu saja. Orang hidup
hanya sekali. Susah senang, ya hanya di muka bumi ini. Kalau sudah mati ya
sudah, tidak ada urusan lagi.”
Mereka bahkan
berani mencerca Nabi Hud. Dan perbuatannya makin keterlaluan. Kemaksiatan
merajalela. Mereka tidak mau menerima Nabi Hud sebagai utusan Allah bahkan
mengejeknya, sebagai orang bodoh tidak berakal.
Allah
menurunkan adzab atas kedurhakaan mereka. Bangsa Aad kemudian ditimpa musim
kemarau panjang selama tiga tahun. Tak
ada setetes hujan sama sekali dalam kurun waktu itu.
Rusaklah lahan
pertanian dan perkebunan yang mereka banggakan selama ini. Bahaya kelaparan
mengancam dimana-mana.
Dalam keadaan
demikian Nabi Hud masih berkenan memberikan peringatan kepada kaumnya : “Hai
kaumku. Mohon ampunlah engkau kepada Allah, dan bertaubatlah kepadaNya. Niscaya
Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia menambahkan kekuatan
kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dan berbuat dosa.”
Tapi
peringatan Nabi Hud itu malah ditentang keras oleh mereka : “Hai Hud! Kamu
tidak mendatangkan suatu bukit yang nyata dan kami sekali-kali tidak akan
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu. Kami sama sekali tidak
akan mempercayai kamu!”
Memang, hanya
sedikit dari kaum Aad yang mau beriman dan menjadi pengikut Nabi Hud. Selebihnya
mereka tetap dalam kekufuran dan kedurhakaan. Allah menyelamatkan Nabi Hud dan
pengikutnya. Sebaliknya kaum Aad yang durhaka ditimpa adzab berupa angin yang
sangat dingin dan kencang selama tujuh malam delapan hari.
Akibatnya
sungguh mengerikan. Angin kencang itu mampu merobohkan bangunan-bangunan gedung
yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta kaum Aad yang ingkar.
Semua berantakan, tak seorang pun dari kaum yang durhaka itu tertinggal. Semua
rata dengan tanah. Itulah adzab bagi mereka yang mendustakan utusan Allah.
Tags : cerita kisah islami, kisah islam, sejarah nabi muhammad, cerita cerita nyata, cerita islam, kisah islami, kisah cerita islam, cerita islami, kisah mengharukan cinta, teladan islam, kisah nyata islami, kisah inspiratif islami, kisah inspirasi islami, kisah teladan islam, kisah hikmah islami, cerita nabi, kisah kisah islami, kisah anak islami, cerita cerita nabi, cerita kisah nabi, cerita sejarah nabi, teladan islam, kisah teladan, kisah islam, kata kata mutiara, kata mutiara mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar