Laman

Teladan Islam | Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua (16)


Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi setiap anak, baik ketika mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Seorang anak harus menunaikan hak-hak orang tua setelah mereka meninggal...

Hal ini dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban yang bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi'ah Ash-Sha'idi. Disebutkan bahwa suatu ketika para sahabat sedang duduk di majelis Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dari kalangan Bani Salamah. Dia mengajukan pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW : "Wahai Rasulullah, apakah sesudah kedua orang tuaku meninggal dunia, masih ada sisa bakti yang dapat aku persembahkan kepadanya?" Beliau menjawab : "Ya, masih ada, yaitu dengan mengirim do'a dan memohonkan ampun. Menepati janji dan nazar yang pernah diikrarkan kedua orang tua. Memlihara hubungan silaturrahmi serta memuliakan kawan kerabat orang tuamu."

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang bersumber dari Anas bin Malik. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Seseorang yang kedua orang tuanya atau salah satunya meninggal dunia, sedangkan ia dalam kondisi durhaka kepadanya, namun kemudian dia mendo'akan dan memohonkan ampunan kepada orang tuanya tersebut, maka dia akan dicatat oleh Allah SWT sebagai orang yang berbakti kepada kedua orang tua."

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Najjar yang bersumber dari Ibnu Zurarah. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : :Istighfar (permohonan ampun) yang dilakukan seorang anak terhadap orang tua yang telah meninggal adalah termasuk kategori berbakti kepadanya."

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Abdillah bin Umat. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Bila seorang meninggal dunia, maka amal perbuatannya terputus kecuali 3 hal, yaitu ; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat (dengannya), anak shalih yang mendo'akannya."

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : "Tujuh perkara yang pahalanya akan mengalir bagi seseorang setelah ia meninggal dunia, walaupun dia berada dikuburnya (alam kubur) ialah ; orang yang mengajarkan ilmunya, menanam pohon kurma, mewariskan mushaf Al-Qur'an dan meninggalkan anak yang (anak itu) memintakan ampun untuknya."

Pada suatu ketika ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW : "Wahai Rasulullah, adakah sesuatu bagiku untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal dunia?" Beliau menjawab : "Ada 4 perkara, yaitu ; berdo'a untuk mereka, memintakan ampun untuk mereka, melaksanakan wasiat mereka, menghormati teman-teman mereka dan menyambung sanak yang tidak ada hubungan denganmu kecuali dengan mereka."

Derajat orang tua apabila hari kiamat akan terangkat di sisi Allah SWT disebabkan do'a seorang anak yang memintakan ampun atas dosa-dosa mereka.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Baihaqi yang bersumber dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan tentang seseorang yang diberi derajat kedudukan yang tinggi di dalam surga. Mereka bertanya : "Wahai Tuhanku, darimana aku memperoleh derajat kedudukan yang sangat tinggi ini?" Kemudian Allah SWT berfirman : "Anakmu yang telah memohonkan ampunan atas dosa-dosamu."

Maka jelaslah, bahwa do'a anak terhadap orang tua yang telah meninggal, mempunyai arti yang sangat penting. Bahkan dapat menyelamatkan dari amukan api neraka, mengangkat kepada derajat kedudukan di surga yang lebih tinggi. Tentu saja apabila antara anak dan orang tua berada dalam satu ikatan agama, tidak melakukan kesyirikan semasa hidupnya.

Di dalam hadits yang lain pernah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda : "Barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, baik selama mereka masih hidup maupun setelah meninggal, maka hak bagi Allah untuk ridha kepadanya pada hari kiamat." Kami berkata : "Bagaimanakah caranya berbakti kepada mereka (yang telah meninggal dunia) adalah dengan memintakan ampun untuk mereka dan tidak mencaci kepada orang tua seseorang, sehingga orang tersebut membalas mencaci kepada orang tuanya."

Selain memohonkan ampunan untuk orang tua, berziarah kubur juga termasuk berbakti kepada orang tua setelah mereka meninggal.

Hal ini diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan perintah itu disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani yang bersumber dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu diantaranya pada setiap malam jum'at, maka dia akan memperoleh ampunan dosa dan di catat sebagai orang yang berbakti kepadanya."

Agama Islam telah menganjurkan untuk menziarahi kubur orang tua yang telah meninggal dunia, lebih-lebih pada hari jum'at. Untuk itu hendaklah setiap muslim haruslah memperhatikan himbauan Nabi Muhammad SAW tersebut, sehingga benar-benar menjadi insan yang berbakti kepada orang tua secara sempurna, baik ketika masih hidup maupun ketika orang tua telah meninggal dunia.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Daelami. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda : "Mayit yang berada di dalam kubur ibarat orang yang tenggelam, senantiasa mengharap pertolongan dan do'a dari sanak kerabat, keluarga dan handai taulan. Ketika dia mendapatkan kiriman do'a, maka merasa berbahagialah mereka melebihi kebahagiaan ketika bertemu di dunia. Sedangkan kiriman orang hidup kepada orang mati itu berupa istighfar, do'a dan dzikir."

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang yang mati adalah memintakan ampun untuk mereka. Sesungguhnya Allah akan memasukkan kepada ahli kubur dari rumah orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang tinggi seperti daerah gunung (pegunungan)."

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Apabila seseorang diantara kamu ingin bersedekah sunat karenaNya, hendaklah pahalanya dihadiahkann kepada orang tuanya, jika mereka berdua orang-orang islam. Kemudian mereka mendapatkan pahala tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun."

Disebutkan pada salah satu riwayat bahwa sesungguhnya Nabi Isa as melewati suatu kuburan yang penghuninya di siksa. Kemudian pada tahun berikutnya ia datang lagi pada kuburan tersebut dan dia tidak disiksa lagi. Nabi Isa bertanya kepada Allah SWT : "Ya Allah! Sesungguhnya pada tahun yang lalu aku melewati kuburan ini dan penghuninya disiksa. Tetapi tahun ini aku melawatinya dan penghuninya tidak disiksa lagi." Maka Allah memberikan wahyu kepadanya : "Sesungguhnya dia meninggalkan anak yang shalih yang suka memperbaiki jalan dan memberikan tempat perlindungan kepada anak-anak yatim. Aku mengampuninya disebabkan apa yang dilakukan anaknya setelah dia meninggal dunia."

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa yang berziarah ke kuburan kedua orang tuanya atau salah satu dari mereka pada malam Jum'at, kemudian membaca surat Yasin, maka dosanya akan diampuni."

Nabi Muhammad SAW juga bersabda : "Barang siapa yang berziarah ke kubur ibunya atau salah satu kerabatnya, maka hal itu ditulis sebagaimana (pahala) haji mabrur, dan barang siapa yang sering berziarah kepada mereka sampai (mereka) meninggal dunia, maka malaikat akan berziarah ke kuburnya."

Salah satu cara lagi untuk berbakti kepada kedua orang tua yang telah meninggal dunia adalah manyambung tali silaturrahmi dengan sanak kerabat dan sahabat kedua orang tua.

Disebutkan dalam riwayat Imam Muslim. Abdillah bin Umar bercerita kepada Abdillah bin Dinar ketika dia berjalan menuju ke Makkah. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang laki-laki dari kalangan A'rabi. Abdillah bin Umar mengucap salam kepadanya dan mengajak untuk naik kendaraan onta bersamanya. Laki-laki itu datang dari kalangan A'rabi yang berpola hidup sederhana. Mengapa kamu melakukan hal yang sedemikian?" Abdillah bin Umar menjawab : "Sebab antara ayah laki-laki itu dengan ayahku Umar bin Khaththab ada jalinan persahabatan yang sangat intim, dan aku telah mendengar Nabi Muhammad bersabda : "Sebagian bentuk pengabdian kepada kedua orang tua yang paling utama adalah menyambung tali persaudaraan dengan teman-teman kedua orang tua, sesudah keduanya meninggal dunia."

Disebutkan dalam hadits sebuah riwayat dari Imam Abdur Razaq dan Ibnu Hibban. Pada suatu ketika Abi Buraidah sedang berkunjung ke Madinah, kemudian Abdillah bin Umar datang untuk menemuinya seraya bertanya : "Mengertikah kamu mengapa aku berkunjung kepadamu?" Abi Buraidah menjawab : "Tidak, aku tidak mengerti." Maka Abdillah bin Umar berkata : "Sebab aku pernah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah berada dalam kubur, maka hendaklah dia menyambung tali persaudaraan dengan teman-temannya ayahnya, sesudah ayahnya meninggal." Padahal antara ayahku dan ayahmu ada hubungan persahabatan yang sangat intim. Maka aku ingin sekali melanjutkan hubungan persaudaraan tersebut denganmu."

Seorang anak yang orang tuanya telah meninggal dunia, maka hendaklah memperlakukan sanak keluarga kedua orang tua dengan baik. Setelah mereka meninggal, kita tetap menyambung hubungan dengan paman, bibi, dan anak-anak mereka dari pihak ibu dan ayah. Dan hendaklan hubungan dengan mereka semakin ditingkatkan setelah orang tua meninggal dunia.

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa yang menginginkan Allah memanjangkan umurnya dan diperluas rezekinya serta terhindar dari mati jelek (Su'ul Khatimah), hendaklah dia bertawakal kepada Allah dan menyambung sanak kerabatnya."

Nabi Muhammad SAW juga bersabda : "Menyambung sanak, berakhlaq mulia dan hidup bertetangga dengan baik, bisa memakmurkan kampung dan menambah umur."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar