Laman

Teladan Islam | Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua (13)


Memandang kepada kedua orang tua dengan perasaan penuh kasih adalah termasuk ibadah. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya :

"Melihat kepada kedua orang tua adalah ibadah."...


Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Rafa'i yang bersumber dari Abdillah bin Umar. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Seseorang yang memandang wajah kedua orang tua dengan penuh kasih sayang, maka dia akan dianugerahi pahala oleh Allah SWT sama dengan pahala orang yang melaksanakan haji mabrur."

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Apabila seorang anak memandang wajah orang tuanya dengan perasaan gembira, maka dia akan memperoleh pahala yang sama dengan pahala orang yang memerdekakan hamba sahaya." Lalu ada seorang sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimana bila si anak memandang sebanyak 300 kali?" Beliau menjawab : "Allah Maha Besar. Pasti Allah akan memberi pahala yang lebih besar lagi." Yaitu, Allah Maha Kuasa, sama sekali tidak sulit bagiNya untuk mengaruniakan pahala yang sedemikian besar itu dalam setiap pandangan.

Imam Baihaqi juga meriwayatkan hadits yang lain. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda : "Tidak ada seorang anak yang berbakti kepada orang tua, kemuydian dia memandang wajah kedua orang tuanya dengan perasaan kasih, kecuali Allah menulis buatnya pahala ibadah haji mabrur setiap kali pandangan." Lalu Ibnu Abbas bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau si anak itu sehari memandang 100 kali?" Beliau menjawab : "Yang lebih besar pahalanya. Sebab Allah Maha Besar lagi Maha Baik."

Ada sebuah riwayat, pada suatu pagi Ali bin Abi Thalib seperti biasa pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat jama'ah subuh bersama Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba di tengah jalan ada seorang laki-laki yang sudah lanjut usia, rambutnya sudah putih. Menurut perasaan Ali, laki-laki itu akan pergi ke masjid. Dengan rasa ta'zhir dan penuh kasih Ali berjalan di belakangnya, tidak tega mendahuluinya.

Ketika sampai di depan masjid, Ali terperanjat. Ternyata laki-laki tua itu tidak masuk masjid, terus jalan. Dan ternyata dia adalah seorang Nasrani. Menurut ukuran, Ali sudah terlambat mengikuti shalat jama'ah. Namun Allah SWT menghendaki lain.

Pada waktu Nabi Muhammad SAW ruku' pada raka'at kedua, malaikat Jibril diperintahkan untuk menghentikan ruku' beliau dengan meletakkan sayapnya pada punggung Nabi Muhammad SAW. Sementara malaikat yang menjaga perjalanan matahari dipersilahkan untuk menghentikan sejenak. Dan ketika Ali bin Abi Thalib bertakbiratul ihram, kemudian ruku', maka Nabi Muhammad SAW pun bangkit dari ruku'nya dan mataharipun kembali berjalan. Berarti Ali bin Abi Thalib tidak tertinggal jama'ah shalat subuh.

Karamah ini terjadi karena Ali bin Abi Thalib memandang orang tua yang ternyata Nasrani dengan penuh lasih sayang. Apalagi kalau kita mengasihi orang tua kita yang telah mendidik, mangasuh dan membesarkan kita. Tentu akan memperoleh balasan pahala yang sangat besar dari Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW pernah sabda : "Ada 3 pandangan yang termasuk dalam kategori ibadah, yaitu :
a). Memandang wajah kedua orang tua.
b). Memandang mushaf kitab suci Al-Qur'an.
c). Memandang laut.

Sedangkan menurut riwayat Abu Dawud, menyebutkan bahwa 3 pandangan yang termasuk ibadah adalah :
a). Memandang Ka'ab.
b). Memandang kedua orang tua.
c). Memandangkitab suci Al-Qur'an.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Daraquthni yang bersumber dari para sahabat. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : "Ada 5 pandangan yang termasuk ibadah, yaitu :
a). Memandang mushaf Al-Qur'an.
b). Memandang Ka'ab.
c). Memandang wajah kedua orang tua.
d). Memandang sumur zam-zam.
e). Memandang wajah orang lain (ilmuwan yang mengamalkan ilmunya).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar