Laman

Cerita Kisah Nabi Ismail As | Asal Usul Telaga Zam-Zam




Karena di sekitar tempat itu tak ada mats air, sedang perbekalan sudah habis. Ismail pun merasa kehausan. la menangis karena tak kuat menahan rasa haus.

"Sabarlah anakku, Ibu akan mencari air untukmu." demikian kata Hajar sambil berlari-lari mencari air....


"Ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini, yang sedang dalam bahaya kematian: Kami bertambah payah, lemah dan kehausan." Hajar berlari ke gunung Shafa tetapi tidak terdapat air. Kemudian turun dan naik lagi ke gunung Marwa. Tak ada setetes air pun.

Dengan berlinang air mata is berkata : "Oh, sabarlah anakku sabar”!

Tiba-tiba tak jauh dari Ismail nampak seorang lelaki datang menghampiri. Lelaki itu menjejakkan kakinya ke tanah maka keluarlah air yang berlimpah-limpah dan memancar kesegenap penjuru. Lelaki tersebut tak lain adalah malaikat yang diutus Allah.

Hajar segera berlari ke tempat itu untuk mengambil air. Dengan demikian terhindarlah Ismail dari kematian karena haus.

Lelaki yang tak lain adalah malaikat Jibril itu kemudian berkata "Zam-Zam ! Zam-Zam !" Artinya berkumpullah. Maka airpun berkumpul menjadi mats airyang sejak saat itu disebut Telaga Zam-Zam.





Sebelum Jibril pergi, is berpesan kepada Hajar : "Hai Hajar ! Jangan engkau, merasa kuatir akan kehabisan air. Jangan takut: Telaga ini bukan hanya untuk orang-orang di sini saja. Melainkan jugs untuk tamu­tamu Tuhan. Dan Bapak anak ini nanti akan datang untuk membangun rumah Allah di tempat ini."                                                                                                                     

Yang dimaksud tamu-tamu TUHAN adalah orang-orang yang mengerjakan ibadah haji. Yang dimaksud rumah Allah adalah Ka'bah.

Memang, bekas perjalanan Hajar, Ibrahim dan Ismail sampai zaman sekarang ini dijadikan amalan ibadah haji.

Dengan adanya sumur zam-zam inilah maka banyak berdatangan burung-burung padang pasir. Mereka berkerumun di sekitar sumur sehingga menarik perhatian para kafilah yang melewati tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan dan menetap di tempat itu bersama Hajardan Ismail.

Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik tempat itu sehingga para pendatang yang berasal dari suku Jurhum itu sangat menghormatinya. Mereka meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil air zam-zam dan mendirikan tempattinggal di sekitarsumurzam-zam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar