Laman

Cerita Kisah Nabi Ismail As | Ujian Bagi Nabi Ibrahim dan Ismail




Setelah beberapa tahun Nabi Ibrahim meninggalkan anak dan isterinya di padang pasir yang tandus, ia pun merasa rindu.

Setiap kali ia mengirim utusan melihat keadaan anak dan isterinya, setiap itu pula ia merasa lega. Ternyata dari para utusan itu ia dapat keterangan bahwa Hajar dan Ismail dalam keadaan baik-baik saja. Anak dan istrinya dianggap pemilik dan pemimpin di Mekkah. Karena istri dan anaknya itulah yang pertama kali menetap dan bertempat tinggal di sana...


Demikianlah, Ibrahim akhirnya tak dapat menahan kerinduannya yang selama ini terpendam. la berangkat ke Makkah dan bertemu dengan Hajar dan Ismail di Padang Arafah. Anak dan istrinya sedang, menggembalakan ternak yang cukup banyak. la merasa lega bercampur haru, ternyata kehidupan istri dan anaknya tidak kurang suatu apa, tampaknya malah serba kecukupan.

Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ketiga anak manusia itu beristirahat diMuzdalifah karena lelelahan. Perjalanan antara Palestina dan Mekkah bukanlah jarak yang dekat. Maka ia tertidur saking lelahnya.

Dalam tidurnya yang hanya sebentar itu is mendapat wahyu melalui mimpi. Bahwa ia diperintah Allah supaya menyembelih Ismail. Ya, Ismail harus dikorbankan sebagai bukti tunduk patuhnya Ibrahim kepada Tuhannya.

Begitu terbangun is berdebar-debar. Ujian kali ini benar-benar berat. la begitu menyayangi Ismail, tapi Tuhan menghendaki anak yang sangat dicintainya itu untuk dijadikan korban.

Betapa berat cobaan ini. Lama ia mendambakan anak sebagai penerus generasinya. Ismail adalah anaknya yang pertama, sebelumnya dari perkawinannya dengan Sarah ia belum dikarunia anak walau usianya sudah sangat lanjut. Kini setelah mendapat anak itu harus dikorbankan?

Agak ragu, namun akhirnya ia menguatkan hati demi rasa cintanya yang lebih besar kepada Tuhan. la beritahukan mimpi itu kepada Ismail.

"Wahai Ismail, aku tadi malam diperintah Allah untuk menyerahkanmu sebagaii korban: Aku harus menyembelihmu, sekarang, bagaimanakah pendapatmu, Nak ?" kata Ibrahim.

"Wahai ayah, sekiranya itu perintah Allah maka laksanakanlah apa yang diperintahkan itu, dan aku akan tetap sabar dan ikhlas," jawab Ismail.

Dikisahkan betapa Iblis berusaha merintangi perintah Allah kepada Ibrahim. Ibrahim, Hajar dan Ismail berkali-kali dibujuk agar tidak mau melaksanakan perintah itu.Namun ketiganya tetap melaksanakan perintah Allah. Godaan Iblis yang demikian dahsyat tak mampu merun­tuhkan mereka.

Ismail dibawa ke atas bukit. Wajahnya ditutup kain putih. Pedang sudah disiapkan, ketika pedang itu berada di atas leher Ismail. Hampir menempel, tiba-tiba tubuh Ismail diganti dengan seekor kambing yang gemuk. Malaikat fibril yang melakukannya. Dengan demikian selamatlah Ismail dari penyembelihan.

Allah berfirman kepada Ibrahim "Hai Ibrahim, kau sudah melaksanakan perintah-Ku dengan ihlas. Dan sekarang sebagai gantinya Aku berikan binatang tenak untuk disembelih. Ini adalah cobaan yang sangat besar bagimu."

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 10 Dzulhijah di Mina. Hingga sekarang dirayakan ummat Islam sebagai Hari Raya Korban. Ummat Islam yang melaksanakan ibadah haji juga melakukan korban di Mina sebagai penghormatan atas Nabi Ibrahim.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar