Penyakit
Gila atau lebih popular saat ini sebagai penyakit jiwa (mental disorder) atau
Skizofrenia menurut Wikipedia merupakan penyakit otak yang timbul akibat
ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.
Gila
atau Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari
hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang
salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra)...
Gejalanya
ditandai dengan adanya halusinasi dan waham. Halusinasi bisa berupa halusinasi
dengar dan lihat. Misalnya, melihat malaikat, atau mendengar suara yang
mengejek penderita. Sedangkan waham bisa berupa keyakinan bahwa diri penderita
adalah utusan tuhan, merasa orang-orang sekelilingnya bermaksud mencelakai
penderita, atau merasa berita di televisi menyebut-nyebut diri penderita dan
penderita merasa dibuntuti seseorang.
Selain
itu penderita gila (skizofrenia) juga cenderung menyendiri dan tidak mau
bergaul. Semakin lama ia jadi tidak mau mengurusi dirinya sendiri seperti untuk
mandi dan makan.
Jadi
penyakit Gila atau skizofrenia adalah murni penyakit medis bukan karena
diguna-guna. Skizofrenia dapat diobati dan penderita bisa sembuh. Tapi perlu
diingat bahwa tingkat kekambuhannya cukup tinggi. Sehingga perlu pengobatan
yang jangka panjang.
Gangguan
kejiwaan parah skizofrenia sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya.
Tetapi berbagai faktor memengaruhi, antara lain genetik, biologis berupa
kelainan saraf otak, hormonal, neurotransmitter, dan psikososial akibat problem
keluarga, masalah sosial, dan sebagainya.
Di negeri kita, sering kita lihat penderita gangguang kejiwaan berat atau orang Gila berkeliaran di jalan-jalan. Kondisinya sungguh sangat memprihatinkan. Boleh jadi orang tsb tadinya normal dan bisa berfungsi sempurna dalam masyarakat tiba-tiba mengalami halusinasi dan waham. Sesuatu yang membuat dirinya menderita, tidak jelas sumbernya dari mana, dan tidak berdaya untuk melawannya. Ya, tidak berdaya untuk melawannya. Halusinasi dan waham itu begitu kuat melekat pada dirinya sehingga ia tak lagi bisa membedakan yang mana realita dan yang mana halusinasi. Mereka dari semula manusia biasa yang sama seperti manusia lain pada umumnya. Tapi Allah memberikan cobaan/ musibah dengan penyakit gangguan kejiwaan berat atau Gila. Dan ini bisa terjadi pada setiap orang, termasuk diri kita.
Di negeri kita, sering kita lihat penderita gangguang kejiwaan berat atau orang Gila berkeliaran di jalan-jalan. Kondisinya sungguh sangat memprihatinkan. Boleh jadi orang tsb tadinya normal dan bisa berfungsi sempurna dalam masyarakat tiba-tiba mengalami halusinasi dan waham. Sesuatu yang membuat dirinya menderita, tidak jelas sumbernya dari mana, dan tidak berdaya untuk melawannya. Ya, tidak berdaya untuk melawannya. Halusinasi dan waham itu begitu kuat melekat pada dirinya sehingga ia tak lagi bisa membedakan yang mana realita dan yang mana halusinasi. Mereka dari semula manusia biasa yang sama seperti manusia lain pada umumnya. Tapi Allah memberikan cobaan/ musibah dengan penyakit gangguan kejiwaan berat atau Gila. Dan ini bisa terjadi pada setiap orang, termasuk diri kita.
Nah,
bagaimana definisi Gila yang sebenarnya menurut Islam?
Dalam
hadits diriwayatkan, pada suatu hari, Rasulullah Saw melewati sekelompok
sahabat yang sedang ramai berkumpul.
Beliau
bertanya "Karena apa kalian berkumpul di sini?"
Para
Sahabat menjawab: "Kami berkumpul di sini sedang melihat orang gila
mengamuk ya Rasulullah".
Rasul Saw kemudian bersabda, "Orang ini bukanlah gila. Ia sedang mendapat musibah (sakit)". Tahukah kalian siapa orang gila sebenarnya?
Rasul Saw kemudian bersabda, "Orang ini bukanlah gila. Ia sedang mendapat musibah (sakit)". Tahukah kalian siapa orang gila sebenarnya?
Sahabat
:”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Rasul
Saw kemudian menjelaskan:”Orang Gila ialah orang yang berjalan dengan sombong,
yang memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan, yang kejelakannya
membuat orang tidak merasa aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkan. Itulah
orang gila yang sebenarnya (al-majnuun haqq al-majnuun).
Dari hadits di atas, dalam definisi Islam, orang gila adalah orang yang sombong. Sikap sombong adalah sangat tercela. Iblis pun diusir dari surga karena “sombong”. Dia tidak mau sujud (memberi penghormatan kepada Adam), dengan alasan dia lebih baik dari Adam. Karena dia menganggap bahwa penciptaannya dari api lebih baik daripada penciptaan Adam yang berasal dari tanah.
Sombong
adalah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Ketika seseorang berlaku
sombong, hakikatnya adalah: “dia menolak kebenaran dan menyepelekan orang lain.
Dan orang yang sombong tidak akan pernah mau menerima kebenaran, karena
menurutnya ia yang paling benar..
Termasuk
diantara kesombongan adalah tidak mau dikoreksi, tidak mau dikritik, kalau
bicara mau menang sendiri. Kalau diberi kritik, belum apa-apa langsung membalas
balik, selain menolak juga menyerang yang mengkritiknya. Kalau diberi saran dia
meremehkan saran orang lain. Kalau ngobrol hobi nya memotong perkataan orang
lain. Selalu dia ingin menunjukkan bahwa dia yang paling benar, dia yang paling
tahu, dia yang paling penting. Ini yang disebut sombong alias takabur.
Di
samping kurang beriman maka sebab-sebab lain yang menimbulkan sifat sombong
antara lain karena merasa ilmu yang dimilikinya lebih dari orang lain. amal
ibadahnya lebih banyak, darah (keturunan), kecantikan, kekayaan, kekuasaan,
kekuatan, pengikutnya lebih banyak dan lain-lain.
Boleh
jadi dia itu Sholat, dia shaum, dia zakat, dia Haji dan umroh dsb., itu sudah
baik. Tapi kalau ada sifat sombong, maka menurut Rasul, tempatnya di Neraka,
karena tidak ada tempat di Surga bagi orang sombong.
Rasulullah
SAW juga mengingatkan pada kita ancaman bagi orang sombong: “Tidak akan masuk
Surga orang yang dalam lubuk hatinya terdapat perasaan sombong walaupun cuma
sebesar atom (HR Bukhari -Muslim)
Sifat
sombong merupakan hijab yang menghalangi hamba menuju surga.
Berdasarkan
hadits di atas, marilah kita introspeksi diri kita, adakah sifat sombong pada
diri kita?, Seringkah kita memandang orang lain dengan pandangan yang
merendahkan? Atau apakah kejelakan kita membuat orang lain di sekitar tidak
merasa aman dan kebaikan kita tidak pernah diharapkan orang lain?.
Jika
jawabannya IYA, maka jangan-jangan kita sendirilah yang gila sebenarnya
(al-majnuun haqq al-majnuun), sebagaimana sinyalemen Rasul Saw 14 Abad lalu,
dan bukan mereka yang terkena penyakit gila yang ada di jalanan atau Rumah
Sakit2 Jiwa. .
Naudzubillah
summa Naudzubillah mindzalik.
Semoga
kita dijauhkan dari sifat sombong yang demikian, dan semoga kita tidak termasuk
orang gila yang sebenarnya (al-majnuun haqq al-majnuun), sebagaimana dimaksud
Rasulullah SAW dalam hadit di atas. Amiin
Semoga
Allah Swt senantiasa menuntun kita dan anak keturunan kita agar menjadi
hambanya yang senantiasa rendah hati. Aamiin.
Allahumma
shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
Semoga
tulisan ini membawa manfaat bagi diri saya dan kita semua. Aamiin!
Tags : cerita
kisah islami, kisah
islam, sejarah
nabi muhammad, cerita
cerita nyata, cerita
islam, kisah
islami, kisah
cerita islam, cerita
islami, kisah
mengharukan cinta, teladan
islam, kisah
nyata islami, kisah
inspiratif islami, kisah
inspirasi islami, kisah
teladan islam, kisah
hikmah islami, cerita
nabi, kisah
kisah islami, kisah
anak islami, cerita
cerita nabi, cerita
kisah nabi, cerita
sejarah nabi, teladan
islam, kisah
teladan, kisah
islam, kata
kata mutiara, kata
mutiara mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar