Kisah Cerita Islam | Gara Gara Sebutir Kurma
Hati-hati dengan sebutir rambutan yang kalian cicipi tanpa sepengetahuan
Si tukang rambutan di pasar ketika berniat ingin membeli...
Barangkali sebutir rambutan yang sepet itulah yang menghalangi
terkabulnya doa kita yang selalu dipanjatkan siang dan malam...
Bukan hanya rambutan..tapi jenis makanan apa saja yang kita makan tanpa
seizin pemiliknya...Memang kelihatannya sepele alias gratis dan terasa enak tanpa keluar
uang...
Tapi akibatnya sangat mencengangkan..
Kisah Islamiah ini akan menghadirkan kisah taubat..Gara-gara sebutirkurma.. amalan ibadah yang dialkukan oleh Ibrahim bin Adham tertolak...
Namun setelah mendapatkan penghalalan dari sebutir kurma itu.. doa dan
ibadahnya kembali makbul....
KISAHNYA...
Ibrahim bin Adham merupakan seorang yang dikenal ahli
ibadah.. zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah Swt..
Pada suatu hari setelah selesai menunaikan ibadah haji..Ibrahim bin Adham
berniat ziarah ke masjid Al-Aqsa...
Untuk bekal di perjalanan..ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di
dekat Masjidil Haram...
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat
sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari
yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.
Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian,
Ibrahim tiba di Al-Aqsa dan seperti biasa, ia suka memilih tempat beribadah
pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusyuk sekali.
Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya. "Itu Ibrahim
bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan Allah
SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena empat bulan yang
lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di
dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang kedua.
DIALOG MALAIKAT.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan
ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan amalan-amalan lainnya tidak diterima oelh
Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
"Astaghfirullah....," Ibrahim beristighfar.Ia langsung berkemas
berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta
dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di
Makkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, akan tetapi ia tidak
menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda, "Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari
seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan
pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu. "Inna Lillahi
Wa Inna Ilaihi Roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta
penghalalan?" katanya.
Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu
mendengarkan dengan penuh hikmat. "Engkau sebagai ahli wairs orang tua itu,
maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan
tanpa seizinnya?" tanya Ibrahim.
"Bagi saya tidak masalah..Insya Allah saya halalkan..tapi entah
dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang..Saya tidak berani
mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan
saya," jawab pemuda itu.
"Dimana alamat saudara-saudaramu? Biara saya temui
mereka satu persatu," tutur Ibrahim.
MAKBUL LAGI.
Ibrahim bin Adham pun bergegas, walaupun tempatnya berjauhan, akhirnya
selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang
termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian..Ibrahim bin Adham sudah berada di
bawah kubah Sakra lagi dan tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu
terdengar lagi bercakap-cakap...
"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak
gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain.." kata malaikat yang satu.
"Oh... tidak lagi sekarang.. sekarang doanya sudah makbul lagi...Ia telah
mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu...Diri dan jiwa Ibrahim
kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih
milik orang lain..dan sekarang ia sudah bebas.." jawab malaikat yang
kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar