Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
Wajahnya tampak berseri, hatinya diliputi kebahagiaan. Apa yang selama ini ia harapkan kini telah tercapai. Tak terhingga rasa syukurnya pada Allah ta`ala, yang telah mengabulkan doa-doa yang ia panjatkan di keheningan malam, di saat manusia terlelap tidur.
Wajahnya tampak berseri, hatinya diliputi kebahagiaan. Apa yang selama ini ia harapkan kini telah tercapai. Tak terhingga rasa syukurnya pada Allah ta`ala, yang telah mengabulkan doa-doa yang ia panjatkan di keheningan malam, di saat manusia terlelap tidur.
Ia
bertambah yakin pada janji-janji Allah. Ia semakin mantap dalam keimanannya.
Amal solehnya bertambah giat dan doa-doanya semakin panjang dan khusyuk....
Sudah
sekian tahun ia hidup di negeri para Nabi ini, dalam pengembaraannya mencari
ilmu. Berbagai manis-asam garam kehidupan telah ia rasakan. Pahit dan getirnya
telah ia lalui. Namun ia selalu tampak tabah dan gagah. Tak tergores kegundahan
di wajahnya dan tak berbekas kegelisahan di sinar matanya.
Saya
acap kali bertemu dengannya dalam beberapa kesempatan. Setiap kali berjumpa,
wajahnya seakan tak pernah jemu tersenyum pada semua orang. Semangat hidupnya
seolah tak pernah padam. Saya salut dengan Ust. Abu Anshar-nama samaran- yang
telah dikarunia dua orang anak laki-laki ini.
Sore
itu, selepas shalat ashar, seorang sahabatnya Ust. Hamdani (nama samaran) memberitahukan kepada saya bahwa Ust. Abu Anshar saat ini tengah berada di
Indonesia.
“Ada kisah yang sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran dari kepulangan ust. Abu Anshar,” cerita ust. Hamdani kepada saya.
“Ada kisah yang sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran dari kepulangan ust. Abu Anshar,” cerita ust. Hamdani kepada saya.
“Apa
hal yang menarik itu Ustadz?” Tanya saya penuh penasaran.
Ust.
Hamdani mulai bercerita, “Hari itu ust. Abu Anshar datang ke rumah saya. Ia
bercerita, bahwa akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini untuk menjenguk
keluarganya yang tertimpa musibah gempa di kampung halaman. ”
“Saya
pulang bukan karena banyak uang, tapi alhamdulillah ada rezeki dari Allah”, kata
ust. Abu Anshar.
Saya
pun jadi penasaraan, “Bagaimana rezki itu datang Ustaz?” Tanya saya padanya.
Mulailah
Ust. Abu Anshar bercerita pada saya, “Begini, beberapa hari yang lalu, saat
saya shalat isya' di masjid dekat rumah saya, seorang laki-laki dari Arab Saudi
yang tengah transit di Mesir menghampiri saya.
“Assalamu`alaikum,
kamu orang Indonesia?
“Wa`alaikum
salam, iya, betul..”
“Kamu
tinggal dimana?”
“Saya
tinggal dekat dari sini.”
“Sering
shalat ke mesjid?”
“Alhamdulillah,
saya selalu berusaha untuk shalat di masjid lima waktu”
“Bagus
sekali jika begitu, semoga tetap istiqamah ya”
“Amin”,
jawab saya.
Kemudian
ia bertanya lagi.
Oiya,
di Indonesia kamu tinggal di mana?”
“Saya
tinggal di Sumatera.”
“Oh,
saya dengar Sumatera terkena musibah gempa beberapa waktu yang lalu..”
“Iya..”
“Bagaimana dengan keluarga kamu, adakah yang menjadi korban?”
“Bagaimana dengan keluarga kamu, adakah yang menjadi korban?”
“Alhamdulillah
keluarga selamat, hanya saja rumah salah seorang keluarga kami hancur..”
“Innalillahi
wainna ilaihi raji`un..”
“Kenapa
kamu tidak pulang?”
“Saya
diminta pulang oleh keluarga, tapi, belum ada rezki..”
“Oh
begitu..Sabar ya, semoga Allah bantu dan berikan kemudahan..”
“Amin”
Tak lama kemudian, setelah sedikit ngobrol agar saling kenal. ia meminta izin untuk pergi, sebelum pergi ia memberi dua orang anak saya yang ikut shalat bersama saya, uang Le 10 (lebih kurang 17.000,-).
Tak lama kemudian, setelah sedikit ngobrol agar saling kenal. ia meminta izin untuk pergi, sebelum pergi ia memberi dua orang anak saya yang ikut shalat bersama saya, uang Le 10 (lebih kurang 17.000,-).
Esoknya
saya kembali bertemu dengannya ketika shalat subuh di mesjid. Usai shalat ia
mendatangi saya. Sambil mengeluarkan amplop yang ia keluarkan dari sakunya ia
berkata,
“Saudaraku, ini ada sedikit rezki untuk kamu dari saya. Mudah-mudahan bisa membantu kesulitan yang kamu dapatkan saat ini.”
“Saudaraku, ini ada sedikit rezki untuk kamu dari saya. Mudah-mudahan bisa membantu kesulitan yang kamu dapatkan saat ini.”
“Saya
bingung dan heran. Saya berusaha untuk menolak. Tapi, ia tetap memaksakan juga.
Akhirnya, ia memasukkan amplop itu ke dalam saku baju saya. Hati saya masih
berdebar. Belum selesai hati dan pikiran saya dari tanda tanya. Ia memohon izin
untuk pergi. Saya pun tak lupa untuk berterima kasih padanya, dan mendoakan
semoga Allah membalas kebaikannya. Saya juga tak lupa meminta nomer hpnya.
Setelah
ia keluar dari mesjid. Rasa penasaran yang sejak tadi meliputi hati saya ingin
saya tumpahkan. Amplop itu saya buka perlahan, saya ingin tahu apa isinya. Jantung
saya masih berdebar-debar…
Ternyata..
di dalam amplop putih itu ada uang US$ 700 (senilai lebih kurang 7 juta
rupiah). Saya kaget. Apa saya tidak salah lihat. Atau mungkin salah hitung.
Saya teliti kembali. Iya ternyata benar, saya tidak salah hitung. Saya langsung
bersujud syukur di hadapan Allah. Tanpa terasa pipi saya basah. Air mata saya
mengalir deras. Saya terharu. Allah telah mengabulkan doa-doa panjang yang saya
panjatkan di penghujung malam selama ini.
Saya
bergegas pulang ke rumah menemui istri . Setiba di rumah, saya katakan pada
istri saya.
“Umi,
ayo sujud syukur!”
Istri
saya menjadi heran
“Kenapa
Bi, ada apa?”
“Nanti
abi bilang, sekarang Umi sujud syukur dulu, ntar Abi ceritain..”
Akhirnya
istri saya sujud syukur.
Setelah
itu saya ceritakan lah apa yang terjadi barusan di mesjid. Dan saya keluarkan
uang itu dari amplopnya. Istri saya tak sanggup menahan rasa haru dan bahagia
di hatinya..Ia kembali bersujud syukur pada Allah, sujud yang panjang dan penuh
kepasrahan dan tak terasah pipinya basah…
Begitulah
kisah yang saya alami. Sehingga saya bisa pulang ke Indonesia dalam waktu dekat
ini” kata ust. Abu Anshar menutup ceritanya.
Mendengar
cerita beliau saya ikut terharu.
Lalu
saya bertanya pada Ust. Abu Anshar, “Kalau boleh saya tahu, apa rahasianya
sampai ustaz dapat rezeki dari arah yang tak terduga tersebut?”
Beliau
hanya senyum, “Semuanya sudah diatur Allah..” jawab beliau singkat.
“Iya,
saya ngerti, tapi saya ingin tahu, apa yang selama ini ust. Abu Anshar lakukan,
maksud saya , amalan yang dirutinkan..?”
“Sebenarnya
berat untuk saya katakan, tapi mudah-mudahan ada faedah dan pelajaran yang bisa
diambil darinya.”
“Selama
ini, setiap malam, saya selalu berusaha untuk shalat tahajud. Dan di saat
keheningan malam itu saya berdoa dengan pipi yang selalu basah, karena derasnya
air mata saya mengalir. Saya hanyut dalam untaian doa yang panjang, meminta
pada Allah, agar memberikan saya jalan keluar dan membuka pintu rezki untuk bisa
pulang ke Indonesia menjenguk keluarga saya yang tertimpa musibah itu.
Saya
hampir setiap hari ditelpon keluarga, diminta pulang. Tapi selalu saya jawab,
“Saya tidak punya uang untuk pulang.”
“Saya
bingung harus meminta tolong pada siapa. Lama saya berpikir dan merenung, namun
saya tak kunjung mendapatkan uang. Akhirnya, saya mengadu pada Allah. iya..
Hanya Allah tempat saya mengadu saat itu. Tak ada lagi tempat bagi saya meminta
tolong dan menaruh pengharapan. Hanya Allah saat itu bagi saya yang bisa menolong
saya dengan cara-Nya.”
“Saya
pasrah sepenuhnya pada Allah, pada Tuhan yang telah menciptakan saya. Saya
sangat yakin, hanya Allah yang bisa menolong saya dalam keadaan yang sulit ini.
Sungguh, makhluk tak bisa berbuat apapun jika Allah tak menghendaki.”
“Sehingga
akhirnya, Allah menunjukkan jalan keluarnya. Alhamdulillah atas nikmat yang
besar ini. Saya merasa, seolah-olah laki-laki dari Arab Saudi yang tengah
transit itu sengaja dikirim Allah ke Mesir untuk mengantarkan rezeki pada saya.
Allah sudah mengatur semua ini. Bahkan tatkala saya mencoba menelponnya agar
bertemu dengannya pada pagi hari itu juga, ia mengatakan bahwa sudah berada di
bandara untuk kembali melanjutkan perjalanan.”
“Begitulah
kisah Ust. Abu Anshar yang mengharukan dan penuh makna itu”, ucap Ust. Hamdani
menyudahi ceritanya.
Saya
yang mendengar cerita itu dari ust. Hamdani juga merasa takjub dan ikut
terharu. Sejak saat itu Saya semakin yakin pada Allah. Saya akan memanjatkan
berbagai permintaan pada Allah. Allah Maha Mendengar, Maha Tahu dengan
kesulitan kita, Maha Melihat apa yang tengah menimpa dan kita rasakan. Ia
mendengar rintihan suara kita, jerit tangis kita, doa-doa kita di penghujung
malam. Ia tidak tidur dan tidak mengantuk. Ia selalu mengawasi dan mengatur
alam semesta. Subhanallah, segala puji hanyalah bagi Allah.
Kokohnya
kepasrahan dan keyakinan ust. Abu Anshar mengingatkan saya pada firman Allah
dalam kitab-Nya yang mulia, Allah berfirman, “…Dan barangsiapa yang berserah
diri pada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS
at-Thalaq[65]: 3)
Saya
juga teringat dengan firman Allah Swt dalam kitab-Nya yang mulia, Allah
berfirman : “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku
perkenakan bagimu.” (QS al-Mukmin[40] : 60)
Dalam
ayat lain Allah berfirman, “Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa)
orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya dan menghilangkan kesusahan…”
(QS an-Naml[27]: 62)
Dari
Jabir ra., berkata : Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya pada
setiap malam ada satu saat, dimana tidaklah seorang muslim berdoa pada saat itu
untuk kebaikan usrusan di dunia dan akhiratnya. melainkan Allah akan kabulkan
permohonannya tersebut. (HR. Muslim)
SUBHANALLAH............MAHA BESAR ALLAH DENGAN SEGALA KUASANYA. MUDAH2AN ARTIKEL DIATAS MENJADI PELAJARAN BUAT SAYA AGAR LEBIH RAJIN SHOLAT TAHAJUD
BalasHapusLarasati@semoga menjadi inspirasi menuju perubahan yg lebih baik...
Hapusijin share :)
BalasHapus