Hari Kiamat adalah hari yang
besar. Hari dimana orang taat dan pelaku maksiat keduanya menyesal. Mereka yang
taat menyesal, kenapa dulu tidak beramal lebih banyak dari apa yang telah
dilakukannya. Pelaku maksiat, sesal mereka adalah sesal yang tak terperi. “Sekiranya
kami dulu mendengarkan dan merenungi, tentu kami tidak menjadi penghuni neraka
ini,” kata mereka.
Ada sebuah kisah, yang mengingatkan
kita akan besarnya pertanggung-jawaban di hari Kiamat. Kisah tersebut tentangsahabat Nabi SAW yang bernama Abu Darda ra. dengan seekor ontanya.
Abu Darda memiliki seekor onta
yang ia beri nama Damun. Tidak pernah ia letakkan suatu barang yang tak mampu
dibawa oleh onta itu. Apabila ada seorang yang meminjam si onta, Abu Darda
berpesan, “Engkau hanya boleh membawa barang ini dan ini padanya, karena ia tak
mampu membawa yang lebih banyak dari itu.”
Ketika serasa ajal hendak dating menjemputnya,
Abu Darda memandang ontanya kemudian berkata, “Wahai Damun, jangan kau musuhi
aku esok di hadapan Rabbku, jangan kau tuntut aku pada hari Kiamat kelak di
hadapan Rabbku wahai Damun,” begitu kiranya kata Abu Darda. “Karena demi Allah,
aku tidak pernah membebankan kepadamu kecuali yang engkau sanggupi,” tutupnya.
Semoga Allah SWT meridhai Abu
Darda, dan mengampuni kesalahannya.
Tentu kita teringat akan diri
kita. Suami akan teringat pada istrinya,
dan istri merenungkan adakah kata yang telah membebankan suami.
Adakah kita sebagai suami memberi
beban yang tidak mampu diemban istri?
Adakah kita sebagai istri
menuntut sesuatu yang terasa berat bagi suami?
Adakah kita mengusahakan sesuatu
di dunia ini, yang nanti kita akan menyesali “Seandainya dulu aku tidak
melakukan hal ini…”
Abu Darda ra, seorang yang
shaleh, menghisab dirinya atas ontanya, tentu kita lebih layak lagi berkaca dan
mengoreksi diri.
Sumber : Kisah Hikmah MNH 157 Februari 2017
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus