Kisah Kisah Inspirasi | Siti Khadijah (Ahli Syurga)
Rasulullah SAW Bersabda artinya,"Sebaik-baik wanita pada zamannya
adalah Maryam putri Imran dan sebaik-baik wanita dari umatnya adalah
Khadijah.” (HR Bukhari-Muslim) Siti Khadijah menjadi wanita terkaya di
kalangan bangsa Quraisy. Julukan rekan sejawatnya memanggilnya “Ratu
Quraisy” dan “Ratu Mekkah”. Ia juga disebut sebagai at-Thahirah, yaitu
“yang bersih dan suci”. Pertama kali dalam sejarah bangsa Arab, seorang
wanita diberi panggilan Ratu Mekkah dan juga dijuluki at-Thahirah.
Orang-orang memanggil Khadijah dengan Ratu Mekkah karena kekayaannya dan
menyebut Khadijah dengan at-Thahirah karena reputasinya yang tanpa
cacat.
Suatu ketika, Muhammad berkerja mengelola barang
dagangan milik Siti Khadijah untuk dijual ke Syam bersama Maisyarah.
Setibanya dari berdagang Maysarah menceritakan mengenai perjalanannya,
mengenai keuntungan-keuntungannya, dan juga mengenai watak dan
kepribadian Muhammad. Setelah mendengar dan melihat perangai manis,
pekerti yang luhur, kejujuran, dan kemampuan yang dimiliki Muhammad,
kian hari Khadijah semakin mengagumi sosok Muhammad. Selain kekaguman,
muncul juga perasaan-perasaan cinta Khadijah kepada Muhammad.....
Tibalah hari suci itu. Sebaik-baik wanita pada zamannya adalah Maryam
putri Imran dan sebaik-baik wanita dari umatnya adalah Khadijah.” (HR
Bukhari-Muslim)aka dengan maskawin 20 ekor unta muda, Muhammad menikah
dengan Siti Khadijah pada tahun 595 Masehi. Pernikahan itu berlangsung
diwakili oleh paman Khadijah, ‘Amr bin Asad. Sedangkan dari pihak
keluarga Muhammad diwakili oleh Abu Thalib dan Hamzah. Ketika Menikah,
Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun.
Bagi keduanya, perbedaan usia yang terpaut cukup jauh dan harta kekayaan
yang tidak sepadan di antara mereka, tidaklah menjadi masalah, karena
mereka menikah dilandasi oleh cinta yang tulus, serta pengabdian kepada
Allah. Dan, melalui pernikahan itu pula Allah telah memberikan
keberkahan dan kemuliaan kepada mereka.
Dari pernikahan itu,
Allah menganugerahi mereka dengan beberapa orang anak, maka dari rahim
Siti Khadijah lahirlah enam orang anak keturunan Muhammad. Anak-anak itu
terdiri dari dua orang laki-laki dan empat orang perempuan. Anak
laki-laki mereka, al-Qasim dan dan Abdullah at-Tahir at-Tayyib meninggal
saat bayi. Kemudian, empat anak perempuannya adalah Zainab, Ruqayyah,
Ummi Kulsum, dan Fatimah az-Zahra. Siti Khadijah mengasuh dan membimbing
anak-anaknya dengan bijaksana, lembut, dan penuh kasih sayang, sehingga
mereka pun setia dan hormat sekali kepada ibunya.
( Besarnya Pengorbanan membuktikan Besarnya cinta )
Sewaktu di tanya Rasulullah tentang siapakah yang akan mengikuti dan
menyahut seruan Islam yang di bawanya di dalam peristiwa kenabian,
Khadijah dengan lantang dan yakin menyahut ”Sayalah orangnya! Yang
sanggup mendengar dan menerima seruan kanda, dakwahlah saya sebelum
kanda berdakwah kepada yang lain. Saya tetap rela menyerah kepada kanda,
mempercayai kerasulan kanda dan beriman dengan Tuhan Kanda!” Di saat
Bani Hasyim mengenakan kepungan dan sekatan ekonomi terhadap Rasulullah
dan Muslimin yang lain, Khadijahlah orang yang menyalurkan paling banyak
bantuan harta bagi membantu perjuangan Islam ketika itu. Menegakkan
agama Allah SWT menerangi kegelapan zaman jahiliyah nan penuh maksiat.
Subhanallah..Khadijah telah memaparkan satu contoh pengorbanan yang
tiada taranya kepada isteri-isteri dan wanita yang ada di dunia zaman
ini! Ya, demi cinta kepada Allah, Khadijah sanggup berkorban, berkorban
harta, jiwa dan segalanya demi Rasul Allah ini.
Dialah wanita mukmin sejati.
Dialah wanita yang pemurah dan setia kepada kekasih hatinya, Rasulullah.
Dialah wanita yang berani dan bijaksana fikirannya.
Dialah wanita yang menolak dunia demi akhiratnya.
Dialah Siti Khadijah binti Khuwailid, kekasih Rasulullah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Sebab kecemburuan ‘Aisyah karena
Rasulullah n banyak menyebut Khadijah r.a meski Khadijah r.a telah tiada
dan ‘Aisyah r.a aman dari tersaingi oleh Khadijah r.a. Namun karena
Rasulullah sering menyebutnya, ‘Aisyah r.a memahami betapa berartinya
Khadijah r.a bagi beliau. Karena itulah bergejolak kemarahan ‘Aisyah r.a
mengobarkan rasa cemburunya hingga mengantarkannya untuk mengatakan
kepada suaminya, “Allah telah menggantikan untukmu wanita yang lebih
baik darinya.” Namun Rasulullah n berkata, “Allah tidak pernah
menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya.” Bersamaan dengan
itu, kita tidak mendapatkan adanya berita yang menunjukkan kemarahan
Rasulullah kepada ‘Aisyah r.a, karena ‘Aisyah r.a mengucapkan hal
tersebut didorong rasa cemburunya yang merupakan tabiat wanita.” (Fathul
Bari, 9/395)
Dengan kedermawanannya, Khadijah sanggup memberikan hartanya demi kepentingan dakwah Rasulullah SAW.
Rasulullah saw. bersabda, “(Khadijah) beriman ketika orang-orang kafir
kepadaku, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dan dia
membantuku dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku.
( Tawakal dan sabar )
Inilah yang dilakukan Khadijah sebagai seorang istri yang suaminya pada
saat itu manjadi bulan-bulanan penghinaan masyarakat Quraisy. Tawakal
dan bersabar mengahadapi semuanya telah memberikan energi positif bukan
hanya bagi Khadijah, tetapi juga terhadap Rasulullah sehingga ia kuat
menghadapi semuanya.
Khadijah adalah perempuan agung. Dengan
segala kelebihan yang dimilikinya, ia mampu membuat Rasulullah begitu
mencintainya. Bahkan ketika Khadijah telah tiada pun Rasulullah masih
sering mengingatnya. Pernah suatu waktu Rasulullah berkata kepada
Aisyah, “Allah tidak memberiku pengganti yang lebih baik daripada dia.”
Beruntung sekali menjadi Khadijah. Ia mendapatkan dua cinta agung,
cinta Allah Swt. dan cinta kekasih Allah. Sebagian sifat-sifat khadijah
di atas, hanyalah bagian kecil dari kecemerlangan yang dimilinya sebagai
wanita. Jika kita menginginkan hal tersebut sudah sepatutnya kita
meneladani Ummul-Mukminat Khadijah.
Setelah berakhirnya
pemboikotan kaum Quraisy terhadap kaum muslim, Siti Khadijah sakit keras
akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan. Semakin hari
kondisi kesehatan badannya semakin memburuk. Dalam sakit yang tidak
terlalu lama, dalam usia 60 tahun, wafatlah seorang mujahidah suci yang
sabar dan teguh imannya, Sayyidah Siti Khadijah al-Kubra binti
Khuwailid.
Siti Khadijah wafat dalam usia 65 tahun pada tanggal
10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke
Madinah atau 619 Masehi. Ketia itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun.
Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan
al-Hajun.
Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat
menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah
ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib)
telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun
kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.
Tirulah perilaku mereka yang SUDAH terjamin Syurga, agar kehidupan kita senantiasa terjamin dan dibimbing Allah SWT.
Semoga "Kisah Kisah Inspirasi - Siti Khadijah (Ahli Syurga" ini BERMANFAAT untuk saya dan juga Anda semua.
Silahkan SHARE ke saudara, teman, sahabat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar