Pernahkah kita merasa hubungan
dengan suami tidak harmonis dan cenderung saling berselisih? Pernahkah kita
merasa anak-anak makin sulit diatur, suka membangkang dan sulit sekali menerima
nasihat dari kita? Pernahkah kita merasa diuji dengan permasalahan keuangan
yang tiada habisnya? Atau pernahkah kita merasa bisnis kita tidak berjalan lancer
dan sering sekali rugi?
Sebetulnya apa yang terjadi?
Benarkah nasib kita yang buruk atau jangan-jangan kita sendiri yang lalai?
Pernahkah kita berpikir, mengapa
ujian dating silih berganti menempa keluarga kita? Pernahkah kita berpikir
tentang apakah sebenarnya tujuan Allah SWT memberikan kita ujian semacam ini?
Pembaca sekalian yang dirahmati
Allah SWT, satu hal yang pasti bahwa hidup ini adalah menyelesaikan ujian demi
ujian yang diberikan Allah SWT untuk menaikkan derajat kita. Ujian ini dapat
berupa ujian kesenangan atau kesusahan. Jika ada ayang berpikir bahwa ujian
kesenangan lebih baik daripada ujian kesusahan, maka itu tidak sepenuhnya
benar. Karena betapa banyak manusia yang diuji dengan kekayaan melimpah, namun
ternyata menjadi kufur nikmat, menjadi seorang yang bakhil dan melupakan Allah
SWT. Sedangkan dengan ujian kesusahan seorang hamba dapat menjadi taat dan
makin dekat kepada Allah SWT.
Jika hidup terasa sulit dan makin
sulit, pernahkah kita berpikir tentang kelalaian diri kita. Mungkinkah
kesulitan hidup yang kita alami ini dikarenakan kita menjauh dari Allah SWt.
Sudahkah kita penuhi hak-hak Allah SWT sehingga hati menjadi tenang dan Allah
pun ridha kepada kita. Ingatkah kita pada sebuah hadits yang menyatakan bahwa
jika kita menjaga Allah SWT, maka Allah SWT akan menjaga kita?
Abdullah bin “Abbas ra. menceritakan,
suatu hari saya berada di belakang Nabi SAW. Beliau bersabda, “Nak,
aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akanmenjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia dihadapanmu. Jika engkau
hendak meminta, mintalah kepada Allah SWT, dan jika engkau hendak memohon
pertolongan, mohonlah kepada Allah SWT. Ketahuilah, seandainya seluruh umat
bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh
selain dari apa yang telah Allah SWT tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka
bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan
membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah SWT tetapkan untuk dirimu. Pena
telah diangkat dan lembaran – lembaran telah kering.”
Di dalam hadits ini Rasulullah
SAW mewasiatkan beberapa untai kalimat kepada Ibnu ‘Abbas. Menurut Ustadz Agus
Pranowo dari muslim.or.id pesan-pesan yang terkandung dalam hadits ini antara
lain :
“Jagalah Allah SWT, niscaya Dia
akan menjagamu.”
Menurut para ulama, menjaga Allah
SWT artinya menjaga batasan-batasanNya, hak-hak, perintah-perintah, serta
larangan-laranganNya. Diantara hak-hak Allah SWT yang paling agung yang wajib
dijaga oleh seorang hamba adalah memurnikan segala bentuk ibadah hanya
kepadaNya. Jika seseorang telah menjaga Allah SWT dengan menjaga hak, perintah,
dan laranganNya, maka konsekuensinya Allah SWT akan menggganti dengan yang
lebih baik. Yaitu, “Niscaya Allah SWT akan menjagamu.” Orang yang bersedia
untuk menjaga Allah SWT maka Allah SWT akan membalasnya dengan penjagaan pula,
bahkan penjagaan Allah SWT tentu lebih baik.
Menurut Ibnu Rajab, penjagaan
Allah SWT itu mengandung dua unsur. Pertama, Allah SWT akan menjaga hambaNya
yang saleh dengan memenuhi kebutuhan dunianya, seperti terjaga badan, anak,
keluarga, dan hartanya. Diantara bentuk penjagaan jenis ini, Allah SWT
menciptakan malaikat yang bertugas menjaga manusia. Kedua, Allah SWT akan
menjaga agama dan imannya, inilah penjagaan yang paling agung dan mulia. Hamba itu terjaga dari perkara syubhat yang
menyesatkan dan dari syahwat yang diharamkan.
Itulah balasan dari Allah SWT
kepada hambaNya yang sudi menjaga Allah SWT. Adapun orang yang tidak mau
menjaga Allah SWT, maka Allah SWT pun juga enggan menjaganya.
Maksudnya, jika engkau menjaga
Allah SWT maka Dia senantiasa didepanmu untuk membimbingmu menuju jalan-jalan
kebaikan, serta mencegahmu dari segala keburukan.
Ini membuktikan betapa luar biasa
balasan dan apresiasi Allah SWT kepada hambaNya. Kita sadari, betapun upaya
kita menjaga Allah SWT, tetap saja kita tidak akan pernah bias melakukan yang
terbaik sesuai dengan perintahNya. Tapi, Allah SWT selalu membalas dengan
balasan terbaik yang sejatinya itu jauh tak sebanding dengan usaha kita yang
serba terbatas.
“Jika engkau hendak meminta,
mintalah kepada Allah SWT.”
Artinya, jika engkau hendak
menginginkan sesuatu, maka mintalah kepada Allah SWT, hindari meminta kepada
makhluk, sebab Allah adalah Maha Pencipta. Dia-lah yang mampu mengabulkan
segala permintaan hambaNya, sedangkan makhluk serba diliputi keterbatasan,
seringkali tidak mampu atau tidak mau.
“Jika engkau hendak memohon pertolongan,
mohonlah kepada Allah.”
Pantaslah jika kita diperintahkan
untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT, sebab Dia-lah yang memiliki
kerajaan langit dan bumi.
“Ketahuilah, seandainya seluruh
umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu
peroleh selain dari apa yang telah Allah SWT tetapkan untukmu.”
Makna hadits ini, seandainya
seluruh manusia atau bahkan seluruh makhluk bersatu untuk memberikan keuntungan
kepadamu, maka hal itu tidak akan kamu dapatkan, kecuali jika Allah SWT telah
menakdirkannya di Lauh mahfudz.
“Dan andaipun mereka bersatu
untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan
membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah SWT tetapkan untuk dirimu.”
Ini juga menunjukkan bahwa
seluruh mara bahaya pada hakikatnya dating dari Allah SWT, terjadi dengan
takdir dan kehendakNya. Jika demikian halnya maka sudah semestinya kita memohon
perlindungan hanya kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk. Sebab pada
hakikatnya hanya Dia yang mampu mencegah dan mendatangkan mara bahaya.
“Pena telah diangkat dan lembaran
– lembaran telah kering.”
Yang dimaksud dengan “pena”
disini adalah pena yang menulis seluruh takdir manusia. Sedangkan maksud dari “lembaran-lembaran”
adalah lembaran yang digunakan untuk mencatat takdir. Ini artinya seluruh
perkara dan kejadian sudah ditetapkan. Apapun yang ditetpakan untuk kita,
baik-buruknya pasti akan terjadi. Tidak ada gunanya berkeluh kesah terhadap apa
yang menimpa kita. Sebab itu semua dating dari Allah SWT.
Alangkah indahnya balasan dari
Allah SWT kepada hambaNya yang senantiasa berupaya menjaga Allah SWT. Semoga
kita semua senantiasa dalam perlindungan Allah SWT.
Oleh : Hani Fatma Yuniar
Sumber : Sakinah MNH 157 Februari
2017
Your welcome sir.. hopefully this article has benefits
BalasHapus