Laman

Sejarah Nabi Muhammad SAW | Nabi Muhammad SAW Hijrah Ke Yatsrib

Tatkala Nabi Muhammad SAW melihat tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib itu, disuruhnyalah para sahabat-­sahabatnya berpindah ke sana. Berkata Rasul kepada sahabat-­sahabatnya itu : "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla telah menjadikan orang-orang Yatsrib sebagai saudara-saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat yang aman bagimu"...



Orang-orang Quraisy sangat terperanjat setelah mengetahui perkembangan Islam di Yatsrib itu. Mereka merasa khawatir jika Nabi Muhammad SAW berkuasa di Yatsrib itu. Maka bersidanglah pemuka­-pemuka Quraisy di Daarun Nadwah untuk merencanakan tindakan apakah yang akan diambil terhadap Nabi, Akhirnya mereka memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus dibunuh, demi keselamatan masa depan mereka. Untuk melaksanakan pembunuhan ini, setiap suku Quraisy) mengirimkan seorang pemuda pilihan. Dengar demikian, bilamana Nabi Muhammad SAW berhasil dibunuh, keluarganya tidak akan mampu menuntut bela kepada seluruh suku...

Rencana keji kaum Quraisy ini telah diketahui oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau diperintahkan oleh Allah SWT agar segera pindah ke Yatsrib. Hal ini, beliau beritahukan kepada sahabatnya Abu Bakar. Abu Bakar minta kepada Nabi supaya diizinkan menemani beliau dalam perjalanan yang bersejarah ini. Nabi setuju, lalu Abu Bakar menyediakan persiapan untuk perjalanan ini.

Pada malam hari waktu pemuda-pemuda Quraisy sedang mengepung rumah Nabi dan siap akan membunuh beliau. Rasulullah berkemas-kemas untuk meninggalkan rumah. Ali bin Abi Thalib, disuruh menempati tempat tidur beliau supaya orang-orang Quraisy mengira bahwa beliau masih tidur. Kepada Ali diperintahkan juga, supaya mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada beliau kepada pemiliknya masing-masing. Kemudian dengan diam-diam beliau keluar dari rumah. Dilihatnya pemuda-pemuda yang mengepung rumah beliau sedang tertidur, tak sadarkan diri. "Alangkah kejinya mukamu" kata Rasululiah s.a.w. seraya meletakkan pasir di atas kepala mereka. Dengan sembunyi-sembunyi beliau pergi menuju rumah Abu Bakar. Kemudian mereka berdua keluar dari pintu kecil di belakang rumah,dengan menaiki unta yang sudah disiapkan oleh Abu Bakar, menuju sebuah gua di bukit  Tsuur sebelah selatan kota Mekah, lalu mereka bersembunyi dalam gua itu.

Setelah algojo-algojo itu mengetahui, bahwa Nabi tidak ada di rumah dan terlepas dari kepungan mereka, maka mereka menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi, tetapi tidak juga bertemu. Akhirnya mereka sampai juga di gua Tsuur, tempat Nabi dan Abu Bakar bersembunyi. Tetapi dengan perlindungan Allah, di muka gua itu terdapat sarang labah-labah berlapis-lapis, seolah-olah terjadinya telah lama sebelum Nabi dan Abu Bakar masuk ke dalamnya. Melihat keadaan yang demikian, pemuda Quraisy itu sedikitpun tidak menaruh curiga. Setelah tiga hari lamanya mereka bersembunyi dalam gua itu dan keadaan sudah dirasakan aman, maka Nabi dan Abu Bakar (dengan petunjuk jalan Abdullah bin Uraiqit) barulah meneruskan perjalanan menyusur pantai Laut Merah, dan Ali bin Abi Thalib menyusul kemudian.
Setelah mengharungi padang pasir yang sangat lugs dan amat panas, akhirnya pada hari Senin tanggal 8 Rabi'ulawal tahun 1 Hijrah, tibalah Nabi Munammad SAW di Quba, sebuah tempat kira-kira sepuluh kilo meter jauhnya dari Yatsrib. Selama empat hari beristirahat. Nabi mendirikan sebuah Masjid, yaitu Masjid Quba'. Inilah masjid yang pertama kali didirikan dalam sejarah Islam.

Pada hari Jum'at tanggal 12 Rabi'ulawal tahun I Hijrah, bertepatan dengan tanggal 24 September tahun 622 M, Nabi, Abu Bakar dan Ali bin Abi Tahlib memasuki kota Yatsrib, dengan mendapat sambutan yang hangat, penuh kerinduan dan rasa hormat dari penduduknya. Padaa hari itu juga. Nabi mengadakan shalat Jum'at yang pertama kali dalam sejarah Islam,, dan beliaupun berkhutbah di hadapan kaum Muslimin (Muhajirin dan Anshar). Sejak ini Yatsrib beroleh namanya menjadi Madinatun Nabi artinya: "Kota Nabi" selanjutnya disebut Madinah.

Setelah menetap di Madinah, barulah Nabi memulai rencana mengatur siasat dan membentuk masyarakat Islam yang bebas dari ancaman dan tekanan, mempertalikan hubungan kekeluargaan antara Anshar dan Muhajirin, mengadakan perjanjian saling membantu, antara kaum Muslimin dengan orang-orang yang bukan Islam, dan menyusun siasat, ekonom, sosial serta dasar-dasar Daulah Islamiyah.

Dalam usaha membentuk masyarakat Islam di Madinah ini, sekaligus beliau berjuang pula memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam yang dibina itu dari rongrongan musuh, balk dari dalam maupun dari luar. Dengan demikian gerak perjuangan Nabi di Madinah ini bersifat dua segi. Pertama, membina masyarakat Islam. Kedua, memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam itu. Terbukti kemudian dari Madinah inilah Islam memperoleh kemenangan di seluruh jazirah Arab.



2 komentar: